Pembinaan Siswa Kesenian Dan Kerajinan
Pendekatan dan metode
pembelajaran kerajinan tangan untuk siswa SLTP
Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan, bahwa
pendekatan kreatif-ekspresif dapat dijadikan andalan dalam pembelajaran
Kerajinan tangan di SLTP. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan, sebagai
berikut:
Pertama,
pendekatan kreativitas akan sangat berdaya guna dalam kehidupan manusia secara
universal. Mengingat kreativitas bukanlah kemampuan bawaan, maka kreativitas
dapat diajarkan secara bertahap sesuai dengan tingkat kebutuhan siswa. Bilamana
materi dasar kreativitas dapat diserap dan dipercayai bermanfaat bagi kehidupan
siswa, besar kemungkinan akan memiliki kesiapan juga dalam menerima materi
kreativitas lanjutan.
Kedua,
kajian ilmu sosial membuktikan, bahwa proses kreativitas yang tinggi
memungkinkan individu atau kelompok sosial dapat memanfaatkan dan mengembangkan
sumber daya yang ada di lingkungan dengan cara disosialisasikan. Kenyataan ini
nampak dengan munculnya suatu kelompok perajin pada suatu masyarakat yang
kemudian menyebar pada kelompok sosial lainnya.
Ketiga,
sebenarnva bidano kreativitas seluas kehidupan manusia itu sendiri. Artinya
kemampuan kreativitas tidak hanya diterapkan dalam bidang kerajinan tangan,
melainkan juga bidang kehidupan lain. Landasan kreativitas adalah kemampuan
memilih, menentukan dan menerapkan gagasan dalam kehidupan. Semakin kuat daya
kreativitas menggali dan mengeksploitasi kreativitas, maka akan
menginspirasikan dalam bidang kreativitas di luar bidang kerajinan tangan.
Keempat,
mengingat karakteristik siswa SLTP yang masa puber dan juga mulai kritis dan
berani dalam mengemukakan pendapat, maka potensi untuk menerapkan metode
ekspresi bebas menjadi relevan dengan pendekatan dan juga kondisi siswa itu
sendiri. Metode ekspresi bebas menjadi modal dasar dalam menerapkan prinsip
kreativitas dalam pembelajaran kerajinan tangan di SLTP. Modal ini hendaknya
dimanfaatkan oleh guru dengan sebaik-baiknya agar tercapai tujuan pembelajaran
kerajinan tangan yang bernafaskan kreatif.
Seni merupakan sesuatu yang abstrak dan bersifat relatif. Definisi mengenai tari dan musik yang banyak ditulis dalam buku-buku kesenian selalu dikaitkan dengan kata-kata “indah dan ritmis” seringkali mengaburkan atau membatasi nilai seni itu sendiri. Penilaian seni sebenarnya sangat tergantung pada sudut pandang masing-masing individu atau kelompok masyarakat yang menilainya. Oleh karena itu, seni merupakan hal yang sulit untuk didefinisikan dalam kata-kata. Seni, baik tari maupun musik, sebaiknya dipandang dari tujuan dan ide penciptanya.
Ada empat unsur yang termuat di dalamnya, yaitu:
Desain pembelajaran seni rupa untuk orang dewasa di satuan-satuan pendidikan luar sekolah
MEDIA DAN SUMBER
BELAJAR DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN SENI
Fungsi media dan pembelajaran
1. Kesimpulan
semua ini, bahwa pengajaran dan pembelajaran adalah serupa, tapi tidak sama.
Ketidaksamaannya terletak pada keragaman cara pendekatan dalam analisis
hipotesis kondisi saat melakukan ‘perencanaan’ dan fakta kejadian hasil
observasi ‘pelaksanaan tindakannya’. Pada saat merencana, tekanan
utama-utamanya pada pernyataan stimulus belajarnya’ (faktor eksternal), sedang
pada saat penetapan respon-respon penerimaan belajar (faktor internal) yang
telah direncanakan harus memperhitungkan ragam realitasnya. Akhir penentuan
keberhasilan suatu pembelajaran akan ditentukan oleh kemampuan profesional
seorang ‘guru’ dalam mengatasi permasalahan realitas pembe-lajarannya berupa
ketepatan dan kecepatan dalam pengambilan keputusan sebagai tindakan strategi
terhadap berbagai stimulus dan respon yang terjadi dalam proses pembelajarannya.
Komponen jenis ‘materi’ atau
bahan ajar sering juga disebut media pembelajaran, dan merupakan salah satu
bahan pada setiap jenis sumber-belajar. Melalui pendekatan pemahaman proses
komunikasi pembelajaran, Anda bisa menyimpulkan apa yang dimaksud dengan media
pembelajaran, yaitu segala sesuatu yang padanya terkandung sajian sumber materi
pesan ajar untuk disampaikan/disalurkan apakah melalui dirinya sendiri atau
dengan bantuan alat lain. Dalam fungsinya diupayakan bisa mampu memfasilitasi
penyampaian arahan pesannya sehingga terjadi suatu respon penafsiran pesannya
secara ‘berarti’ melalui perhatian, penafsiran, pengertian, dan keyakinan
terhadap ‘kebermaknaan’ materi pesannya.
Sumber belajar merupakan
komponen sistem pembelajaran. Setiap komponen mempunyai fungsi dan tugas dalam
suatu proses komunikasi pembelajaran, baik secara mandiri maupun dipadukan
dengan komponen lainnya. Komponen sistem ini bisa berupa orang pesan,
materi/bahan, teknik cara, fasilitas/hardware, dan setting lingkungan, baik
yang direncanakan (by design) ataupun yang dimanfaatkan (by utilition). Semua
ini biasanya dimanfaatkan secarabersama-sama secara sinergis menyeluruh dan
saling keter-gantungan dalam tindakan pembelajarannya
4. Tingkah
laku belajar melalui media didasarkan pada pendekatan kecocokan dan ketepatan
antara faktor keragaman simbol-simbol karakter yang dimiliki media sehingga
mampu merangsang kegiatan-kegiatan kelakuan belajar pada kemampuan hasil
belajarnya. Faktor lainnya, yang menentukan keberhasilannya adalah berhubungan
dengan kepastian cara dan teknik dalam tindakan memanfaatkannya artinya,
memungkinkan dalam merealisasikan pesan-ajarannya. Faktor lainnya adalah tidak
mendasarkan pada kehebatan teknologi fisik peralatannya, tapi pada faktor
kemampuan teknologi keunggulan dan fungsinya pada proses memfasilitasi kelakuan
belajarnya dan kegiatan mengajarnya.
Untuk memenuhi faktor-faktor pertimbangan keragaman dalam
penilaiannya dan penentuan media pembelajaran ini dilakukan melalui
langkah-langkah yang mendasar, yaitu:
Menetapkan keunggulan kelompok karakter jenis media, sesuai
tuntutan setiap kemampwan belajar. Memilih karakter-karakter media dan
sumber-belajar sesuai dengan karakter tingkat kemampuan siswa. Menentukan
fasilitas konten (isi-materi) dan symbol simbol rangsangan yang bisa
difasilitasi media dan sumber-belajar. Menyesuaikan dalam pemanfaatan antara
situasi serta kondisi lingkungan belajarnya dengan sistem penyajian media dan
sumber-belajar yang dimanfaatkan. Menetapkan lingkungan pengembangan media dan
sumber-belajarnya dalam hubungan dengan variasi variasi strategi pemanfaatan
metode dan teknik penyajiannya.
1. Pendekatan
pembelajaran seni (kesenian) yang didasarkan pada pendekatan lingkungan, tempat
di mana proses belajar-mengajarnya dilaksanakan, diartikan sebagai suatu
pengembangan kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
fasilitas serta materi dan cara penyajiannya yang didasarkan pada tuntutan
konteks sosial-budaya lingkungannya. Dasar-dasar pengembangan media
pembelajaran diarahkan pada proses pengembangan perencanaan kegiatan
belajar-mengajarnya, dengan memperhatikan kejadian interaksinya untuk saling
mengerti dan saling memahami kondisi dan situasi masing-masing pihak antara
penyaji dan peserta-ajarnya. Kondisi dan situasi ini sangat berhubungan dengan:
2. kemampuan
menciptakan proses kejadian dan terjadinya kegiatan belajar-mengajar dari kedua
belah pihak pada realitas kondisi sumber belajar dan media belajar dari
lingkungan pembelajarannya;
3. pemilihan
materi pesannya secara logis dalam urutan langkah-langkah kejadian
belajar-mengajarnya, baik pada struktur kode atau pada elemen ide-ide materi
pesannya, sesuai dengan tuntutan yang dibutuhkan siswa sebagai pengetahuan
barunya dari sumber media lingkungan masyarakat sekitarnya; dan
4. penentuan
dan pemilihan strategi penyajian yang tepat dalam cara atau metode
penyajiannya, serta dalam menciptakan dan memilih fasilitas saluran media
penyajiannya dari kondisi dan kemampuan realitas lingkungannya.
Media
pembelajaran seni sebagai sumber materi bias dibagi dalam dua jenis kelompok
media, yaitu:
1. Media
lingkungan nyata, yang merupakan sumber belajar dari lingkungan seni, seperti:
seni-budaya masyarakat, tarian daerah, musik, seniman, pelukis, kritikus,
penari, koreografer, pakar-kesenian, suasana lingkungan seni, dan sebagainya
yang sifatnya dari lingkungan nyata. Dalam pembelajaran seni, jenis kelompok
media ini banyak dimanfaatkan sebagai sumber media pembelajaran kesenian.
2. Media
pengganti yaitu media yang mengantikan materi lingkungan nyata karena sesuatu
hambatan/masalah efisiensi dan yang sifat materinya abstrak dalam proses
pembelajarannya, seperti: pada kognisi materi pemahaman, pengertian, ilustrasi
gambaran konsep, bagan struktur kesenian daerah, dan sebagainya. Bentuk
medianya bisa transparansi, rekaman video, bagan-bagan, susunan notasi musik,
bagan unsur seni-tari, kaset audio rekaman lagu-lagu daerah, dan sebagainya.
Berbicara
tentang pembelajaran seni (kesenian), semua faktor pengembangan di atas
ditujukan pada kegiatan dan kejadian proses belajar mengajarnya, baik pada
pembelajaran tari, musik, ataupun seni-rupa dan kerajinan. Pembelajaran yang
dimaksud adalah pada tingkat-jenjang pengajaran SLTP dan SMU atau PLS pada
tingkat yang sederajat.
· Fungsi
proses belajar-mengajar seni rupa dan kerajinan dalam pembelajaran kelas-formal
adalah tertuju pada pengembangan pengalaman ekspresi emosional dalam bersikap,
berpikir, berperhatian dan berminat (internal), melalui latihan kemampuan
mewujudkan ekspresi esetika dalam perwujudan rupa dwimatra atau trimatra
(eksternal).
Dengan demikian kalau kita satukan tentang kesimpulan pengertiaan
saluran media pembelajaran seni-rupa dan kerajinan, adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan sebagai penyalur kondisi-kondisi stimulan latihan dalam belajar
konsep berpikir, bersikap, dan berkemampuan dalam mengekspresikan perasaan
emosional suatu objek estetika dalam suatu perwujudan ‘bentuk’ dan ‘rupa’.
Kalau kita hubungkan dengan teori belajar yang menyatakan
bahwa, belajar tentang pengetahuan dan keterampilan baru, materi-belajarnya
harus dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, sehingga ada
kesatuan kebermaknaan dan keberartian dalam kehidupannya kelak, sehingga objek
yang dimanfaatkan dalam belajar akan lebih menjamin keberhasilan bila
memanfaatkan media objek sumber-materi yang ada di sekitar lingkungan yang
mereka miliki.
Media sumber belajar dalam proses
kegiatan
pembelajaran
Fungsi seni, baik tari maupun musik, sebagai media
pembelajaran di sekolah sangat besar. Melalui pembelajaran seni, siswa dapat
meningkatkan pengetahuan dan wawasan (kognitif) sehingga berdampak pada
peningkatan apresiasi mereka terhadap kebudayaan tradisional. Dengan kata lain,
seni sebagai media pembelajaran dapat berfungsi untuk konservasi atau
pelestarian budaya bangsa.
Seni juga dapat berfungsi untuk meningkatkan sensitivitas dan
musikalitas siswa yang berlanjut dengan pengembangan kreativitas mereka dalam
menciptakan kreasi-kreasi sendiri, baik tari maupun musik. Selain itu, seni
juga dapat berfungsi sebagal media pembelajaran dalam bidang studi-bidang studi
lain agar siswa dapat mencapai tingkat pemahaman yang lebih baik mengenai bahan
ajar yang disampaikan guru.
Konsep dasar strategi
pembelajaran dan macam-macam pembelajaran
Pembelajaran
merupakan upaya yang sistematis dan disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi
agar terjadi kegiatan belajar-membelajarkan (pembelajaran). Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai garis besar haluan bertindak untuk
mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
(1) penetapan spesifikasi
dan kualifikasi profil kepribadian lulusan,
(2) permilihan sistem
pendekatan utama,
(3) pemilihan dan penetapan
prosedur, metode dan teknik belajar-mengajar yang efisien, efektif dan
produktif,
(4) penetapan batas minimal
ukuran (kriteria) keberhasilan dan ukuran standar, sebagai bahan umpan balik
penyempumaan sistem instruksional.
Setiap kegiatan pembelajaran selalu memiliki tujuan yang
ingin dicapai dan tujuan itu memiliki tahapan dari yang paling khusus/konkret
sebagai sasaran terdekat seperti tujuan pembelajaran khusus, sampai kepada yang
paling umum dan bersifat universal. Untuk merumuskan tujuan pembelajaran
khusus, ada rambu-rambu yang perlu dipahami dan diikuti, antara lain:
menggunakan kata kerja operasional, mengacu kepada perilaku yang dapat diamati
dan diukur.
Terdapat
bermacam jenis pembelajaran berdasarkan tipe kegiatan dan model pembelajaran.
Menurut Sujana ada 4 tipe kegiatan belajar yakni belajar pengetahuan, belajar
keterampilan, belajar sikap, dan belajar pemecahan masalah. Ada 3 model
pembelajaran yang diuraikan di modul ini yakni model nonderektif, model
pengembangan ekspresi/kreatif, dan model pembelajaran terpadu yang dipandang
menarik dan relevan untuk digunakan guru.
Desain pembelajaran seni
rupa untuk SLTP.
Sebagai bagian dari mata pelajaran Kerajinan Tangan dan
Kesenian, pendidikan seni rupa di SLTP bertujuan untuk mengembangkan sikap dan
kemampuan siswa agar berkreasi dan menghargai kerajinan tangan dan kesenian.
Ada dua dimensi fungsi utama yang menjadi program kegiatannya yaitu, pertama:
membekali seluruh siswa dengan pengenalan, apresiasi dan kesempatan menyalurkan
ekspresi-kreatif, dan kedua: untuk mengembangkan bakat khusus kesenirupaan bagi
anak berbakat senirupa.
Pengaturan
materi dapat disesuaikan dengan kondisi dan situasi sekolah serta tema yang
berpusat pada minat umum remaja, seperti kegiatan individual, aktivitas di
tempat-tempat umum, aktivitas berkaitan dengan kebutuhan manusia, dan aktivitas
kelompok.
Ruang lingkup materi meliputi menggambar bentuk, menggambar
ekspresi, menggambar ilustrasi, menggambar huruf/reklame, menggambar
perspektif, membuat patung, merancang dan mempersiapkan pameran. Materi mencetak
dan pengetahuan tentang perkembangan senirupa perlu dilaksanakan dengan
pengaturan guru.
Karakteristik siswa, perlu dipertimbangkan terutama
menyangkut aspek: emosi (yang tidak stabil), kreativitas (ditunjang oleh
bertambahnya pengetahuan dan kesadaran diri serta lingkungan), mental (haus
untuk belajar. bereksperimen, dan berpetualang. Bimbingan guru diperlukan bagi
siswa yang kurang percaya diri, akibat sikap kritis berlebihan atas
kekurangmampuannya.
Pendekatan yang dianjurkan adalah pendekatan proses,
pendekatan inspiratif, pendekatan demokratis, pendekatan iklim sosio-emosional,
dan pendekatan tingkah laku. Model pembelajaran yang dapat dipilih adalah model
nondirektif, model sinektik, dan model terpadu. Metode dapat dipilih dari
sejumlah metode umum dan khusus.
Desain instruksional perlu dipelajari untuk menentukan
efektivitas pembelajaran. Model desain instruksional yang dapat dipilih antara
lain model PPSI dan model desain instruksional dari Jerold Kemp. Kedua model
tadi sama-sama memuat komponen tujuan, kegiatan belajar-mengajar, dan alat
evaluasi serta adanya umpan balik.
Di antara sifat-sifat/karakteristik siswa yang utama yang
perlu diperhitungkan dalam pembelajaran adalah emosi yang sudah stabil, senang
kepada kegiatan ilmiah, idealis, memiliki daya kreatif. Pusat minat berkisar
pada dirinya dan orang dewasa, proses dan teknik, pekerjaan dan kehidupan.
Cara memilih pendekatan, metode dan model-model belajar
hampir sama dengan yang sudah dibahas pada kegiatan belajar 2. Pengembangan
desain instruksional dapat diperluas dengan model-model lain selain dari model
PPSI dan model Kemp, yaitu model Banathy dan model dari Dick & Carey.
Studi psikologi menyimpulkan adanya perbedaan antara belajar
pada anak-anak dengan belajar pada orang dewasa. Paedagogi mengkaji bagaimana
mendidik membelajarkan anak/siswa; andragogi adalah seni dan ilmu tentang
bagaimana orang dewasa belajar. Dalam penggunaannya, prinsip-prinsip paedagogi
dapat saja diberlakukan untuk orang dewasa dalam pendidikan luar sekolah dan
begitu juga sebaliknya, andragogi untuk para siswa dalam pendidikan sekolah.
Tujuan belajar orang dewasa pada umumnya berkaitan dengan
faktor-faktor: efisiensi pekerjaan, ekonomi, partisipasi dan tanggung jawab
sebagai warga negara, hubungan sosial, minat khusus, dan kesadaran diri. Tujuan
belajar seni rupa antara lain: pertama, sebagai hobi untuk mengimbangi
kehidupan rutin melalui kegiatan yang sesuai dengan minat/bakat; kedua
meningkatkan kemahiran seni rupa, yaitu bagi mereka yang sudah memiliki pekerjaan/kegiatan
di bidang kesenirupaan.
Prinsip belajar orang dewasa antara lain: kemandirian,
belajar berdasar pengalaman, kesiapan belajar berdasar kebutuhan, belajar
berdasar kompetensi fungsional. Berdasarkan asumsi: orang dewasa dapat belajar,
belajar berlangsung secara internal, ada prinsip belajar dan ada prinsip
mengajar secara optimal yang dapat dipelajari.
Pendekatan yang dapat digunakan adalah pendekatan iklim sosio
emosional, pendekatan aktualisasi diri, pendekatan pemecahan masalah, pendekatan
demokratis, pendekatan proses kelompok, dan pendekatan inspiratif. Metode
ceramah, debat, diskusi, simulasi, dan lain-lain terutama untuk belajar
pengetahuan dan apresiasi; metode eksperimen, metode meniru, kerja kelompok
(tipe group work dan collective painting), dan metode global, sesuai untuk
kegiatan belajar keterampilan. Pemilihan materi dan media dapat dirundingkan
antara warga belajar dengan fasilitator.
Ada dua kegiatan penting dalam menyusun desain pembelajaran,
yaitu: memilih model desain dan menganalisis kebutuhan belajar. Model desain
pembelajaraan terkenal dalam andragogi adalah desain proses (Knowles dkk.).
Kebutuhan belajar yang berkaitan erat dengan minat dan motivasi perlu
dirumuskan secara spesifik. Kebutuhan belajar seni rupa meliputi kebutuhan
dalam aspek pengetahuan, apresiasi, keterampilan dan pemecahan masalah.
Dalam pelaksanaannya, cara-cara belajar menurut
prinsip andragogi dapat digunakan untuk anak-anak/siswa di sekolah. Sebaliknya:
paedagogi untuk belajar orang dewasa dalam pendidikan luar sekolah. Hal itu
tergantung dari sasaran belajar yang ingin dicapai.
KONSEP DAN
STRATEGI PEMBELAJARAN KERAJINAN TANGAN
Hakikat strategi kerajinan
tangan
Strategi dapat diartikan sebagai serangkaian tindakan dan
usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mencapai tujuannya. Setiap
individu atau kelompok pada dasarnya memiliki strategi namun masing-masing
memiliki perbedaan-perbedaan. Perbedaan tersebut didasarkan pada dua alasan,
yakni karena latar belakang lingkungan; dan karena sistem pengetahuan yang
dimilikinya.
Suatu strategi berdaya guna bilamana memiliki kejelasan dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasinya. Namun demikian tidak ada strategi
yang menetap (tidak berubah). Penerapan strategi senantiasa disesuaikan dengan
perubahan lingkungan masyarakat itu sendiri.
Belajar adalah suatu usaha atau tindakan yang direncanakan
yang ditujukan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh seseorang.
Potensi itu berupa kognitif; afektif dan psikhomotorik. Pembelajaran yang
menggunakan strategi tertentu memungkinkan akan lebih mencapai tujuan
dibandingkan dengan yang tidak. Karena itu pembelajaran pada dasarnya usaha
menerapkan strategi yang efektif dan efisien guna mencapai tujuan, yakni
pengembangan potensi peserta ajar secara optimal.
Kerajinan tangan adalah hasil ciptaan manusia dalam bentuk
benda yang memiliki daya tarik tersendiri yang dikerjakan melalui keterampilan
tangan. Jenis benda ini bermacam ragam, namun umumnya para ahli mengkategorikan
dalam dua bagian, yakni benda kerajinan untuk hiasan dan benda kerajinan
praktis. Benda kerajinan telah diproduksi oleh Bangsa Indonesia sejak puluhan
ribu tahun yang lalu. Saat ini masyarakat berusaha mengembangkannya untuk
dijadikan komoditi ekspor, karena dilihat dari bahan ataupun tekniknya memiliki
daya tarik tersendiri.
Desain
pembelajaran kerajinan tangan untuk siswa SLTP
Pembelajaran
Mata Pelajaran Kerajinan tangan di SLTP harus disesuaikan dengan perkembangan
dan karakter siswa pada umumnya. Usia 12-15 tahun secara kejiwaan merupakan
periode pancaroba, di mana gejolak kejiwaan tengah berlangsung dengan cepat
serta kebiasaan umum mereka membentuk ‘geng’. Seorang guru perlu memahami
keadaan yang demikian untuk kemudian dijadikan dasar menerapkan strategi
pembelajaran secara efektif dan efisien.
Sejalan dengan tujuan dan fungsi pembelajaran kerajinan
tangan yang berusaha mengembangkan keterampilan berkarya dan menumbuhkembangkan
cita rasa keindahan, maka pemilihan pendekatan untuk mencapai hal itu menjadi
penting. Pendekatan permisif yang menekankan pada ajakan secara halus yang
disertai dengan metode kerja kelompok dipandang dapat berdaya guna untuk
pembelajaran kerajinan tangan.
Demikian halnya dengan cara memilih bahan dan sumber
belajarnya. Bahan dan sumber belajar itu amat disarankan dengan memanfaatkan
lingkungan yang ada di sekitar. Hal ini didasarkan, bahwa pembuatan benda
kerajinan yang kreatif dan unik harus bertumpu pada anggapan “bahan yang tidak
berharga menjadi berharga”.
Model mengajar ekspresif-kreatif sebagai bagian dari sinektik
berkesesuaian dengan pandangan dan orientasi pembelajaran kerajinan tangan.
Dalam model ini siswa diajak untuk belajar mengungkapkan perasaan dan gejolak
emosinya itu dalam bentuk karya yang ekspresif. Anak juga dirangsang untuk
menciptakan benda kerajinan yang memiliki keanehan dan kebaruan sebagai substansi
dari kerativitas.
Dengan begitu pembelajaran kerajinan tangan yang kreatif
hanya bisa dilakukan oleh guru yang kreatif juga. Dengan begitu seorang guru
dapat memahami dan mendeteksi pada tingkatan kreativitas mana siswa itu berada
sebagai titik tolak penilaian pembelajaran.
EVALUASI PENDIDIKAN SENI
Evaluasi pendidikan seni
musik
Evaluasi pendidikan seni musik adalah penilaian yang
dilakukan berdasarkan pada penaksiran pada kebutuhan dan kemampuan
masing-masing siswa. Evaluasi ini sangat penting dilakukan selama proses
pembelajaran berlangsung. Tujuan dilakukannya evaluasi adalah untuk memberi
informasi pada guru mengenai: apakah tujuan pembelajaran telah tercapai, serta
efektif atau tidak efektifnya metode-metode dan materi-materi yang digunakan
guru tersebut. Informasi ini selanjutnya digunakan guru untuk pengembangan
tujuan-tujuan pembelajaran selanjutnya.
Dalam
setiap program pembelajaran musik, guru diharapkan dapat memiliki tujuan-tujuan
pembelajaran, memberikan kesempatan-kesempatan kepada siswa untuk beraktivitas
musik secara aktif serta mengevaluasi peningkatan-peningkatan pengetahuan dan
kemampuan untuk mencapai tujuan keseluruhan yang tercantum dalam kurikulum di
masing-masing tingkat pendidikan.
0 komentar: